Kamis, 23 Juni 2011

Harapanmu, Ibu!

Ibu…
Aku membayangkan bagaimana harapanmu
ketika mengandung dan melahirkan aku
bagaimana harapanmu ketika membesarkan aku
bagaimana harapanmu ketika menyekolahkan aku
bagaimana harapanmu ketika aku lulus dan makin dewasa

Ibu…
Semua harapanmu itu tampak jelas dalam pikiranku

Aku sedih…
Air mataku jatuh bila mengingatnya
Karena hingga saat ini harapan itu belum bisa kupenuhi

Oh Tuhan…
Pandanglah aku dengan kemurahan hatiMu
Demi cintaMu dan cintaku pada ibuku
Berilah aku kesempatan membuat harapan itu terwujud
Berilah aku kesempatan melihat Ibuku tersenyum
Terima kasih ya Tuhan

Rabu, 22 Juni 2011

Bila Manusia Kekurangan Cinta

            Alam raya tempat kita hidup ini sesungguh adalah alam raya yang berkecukupan bahkan berkelimpahan. Tidak ada sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, yang kurang. Tuhan yang Mahasempurna itu tidak mungkin membuat perhitungan yang keliru sehingga ciptaannya menjadi tidak sempurna.
            Apa yang kita sebut sebagai kekurangan sesungguhnya hanyalah ketidakseimbangan jumlah atau porsi. Ada  yang punya banyak dan ada yang punya sedikit. Yang punya banyak kita sebut kaya, sedangkan yang punya sedikit kita sebut miskin.
            Lalu mengapa di alam raya yang berkelimpahan ini sebagian manusia hidup kekurangan dan menderita? Penyebabnya hanya satu: manusia kekurangan cinta kasih.Cinta kasih manusia-lah yang kurang, bukan sumber daya.
            Cinta kasih yang kurang itu membuat manusia tidak mampu merasakan penderitaan sesamanya. Cinta kasih yang kurang itu membuat manusia tidak peduli dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Cinta kasih yang kurang itu membuat manusia enggan untuk membagikan kelebihan yang ada padanya.

Senin, 20 Juni 2011

Apa 'iya' sakit harus disyukuri?


            “Seharusnya orang itu bisa bersyukur kalau dirinya sakit. Itu artinya dia masih diberi kesempatan untuk bertobat sebelum maut menjemputnya.” Kata-kata itu terucap oleh seorang teman, sesama pasien HD, dalam  obrolan kami, suatu siang.
            Sekilas kata-kata itu terdengar hanya sebagai sebuah kata-kata penghiburan untuk menguatkan pasien HD yang lain. Tapi sebenarnya kata-kata itu mengandung makna yang lebih dalam. Kata-kata itu menyatakan kebenaran tentang bagaimana seharusnya kita memandang sakit atau penderitaan.
            Saya kagum pada teman yang telah mengucapkan kata-kata itu. Dia tidak larut untuk menyesali atau meratapi sakitnya. Tapi sebaliknya dia mampu keluar dari kesedihan dan ketakutan pada bayang-bayang kematian. Bahkan dia mampu melihat kebaikan dalam derita hidupnya lalu bangkit  bersyukur dengan hati yang tegar.
            Ya, sakit bukan sesuatu yang harus ditangisi sepanjang hari. Sakit tak boleh merampas semua kebahagiaan dan harapan kita. Cobalah tersenyum. Cobalah optimis.

Minggu, 19 Juni 2011

Mereka yang Penuh Cinta


            Kehadiran para keluarga pasien di ruang HD ini sering membuatku begitu terharu. Perhatian dan kasih sayang mereka yang besar rasanya tak sedikit pun surut meskipun telah berlalu sekian tahun. Mereka tetap setia mendampingi dan merawat anggota keluarganya yang kini menjadi pasien HD.
            Di antara mereka, ada istri yang merawat suaminya, ada suami yang merawat istrinya, ada orangtua yang merawat anaknya, ada anak yang merawat orangtuanya, ada kakak yang merawat adiknya, ada adik yang merawat kakaknya, ada saudara yang merawat saudaranya, dan ada berbagai hubungan kekeluargaan yang lain.
---------------------------
            Mendampingi dan merawat pasien HD memang punya tantangan tersendiri. Dibutuhkan kesabaran ekstra. Bayangkan setiap mau HD, dua kali atau tiga kali seminggu, sebagian pasien harus ditemani ke RS. Dan di RS, sering masih banyak hal yang harus dilakukan. Mulai dari menyuapi, memijat, mengipasi, membangunkan lalu membaringkan kembali, mengantar keluar-masuk kamar mandi, mengambil obat ke apotek, mengambil darah ke PMI, dan berbagai kebutuhan lain.
            Tak ada kata bosan meskipun rutinitas yang sama itu telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. ‘Waktu’ tak mampu memudarkan cinta mereka yang tulus. Segala usaha terbaik tetap mereka lakukan dengan sabar dan tanpa mengeluh.

Sabtu, 18 Juni 2011

Tangan Kiri yang Aneh



            Tangan kiri saya, kini sering jadi pusat perhatian di tempat umum (macam artis aja,hehehe). Karena itu, setiap keluar rumah saya selalu bawa jaket untuk menutupinya, terutama kalau sedang di angkutan umum. Pasalnya di tangan kiri saya itu terdapat pembesaran pembuluh darah yang menonjol keluar dan terlihat seperti bengkak. Tidak enak kalau dilihat-lihat orang.
            Kalau kebetulan ada yang melihat, biasanya orang langsung mengernyitkan dahi lalu dengan heran bertanya, “Mas, tangannya kenapa tu?”. Maka saya akan sedikit berbohong dan menjawab, “Oh ini bekas operasi. Kebetulan ada sedikit masalah dengan pembuluh darah di tangan.” Kemudian saya berusaha mengalihkan perhatian supaya dia tak lagi bertanya. Karena kalau saya jawab jujur, saya tak ingin suasana jadi bersedih-sedihan gara-gara kasihan pada saya.
            Ya, banyak orang, yang bertanya keheranan itu, tak pernah tahu bahwa tangan kiri saya yang terlihat bengkak itu adalah tempat memasang selang cuci darah. Sebenarnya bukan tangan yang bengkak, tapi itu adalah pembuluh darah yang membesar lalu menonjol keluar.
            Pada pasien yang sudah rutin cuci darah, memang sengaja dibuatkan saluran khusus di lengan untuk mempermudah pemasangan selang cuci darah. Kalau salurana ini belum ada, pemasangan selang cuci darah akan dilakukan tepat di lipatan paha. Tak hanya sulit, tapi pemasangan selang cuci darah di lipatan paha, dengan jarum yang cukup besar itu, membuat pasien sangat kesakitan dan tersiksa. Apalagi kalau terpaksa dilakukan berkali-kali karena pembuluhnya sulit ditemukan.

Rabu, 15 Juni 2011

Tensimeter

            Salah satu barang yang saat ini tidak boleh jauh-jauh dari saya adalah tensimeter. Tensimeter digunakan untuk mengukur tensi alias tekanan darah. Bentuk, jenis, tipe, harga dan mereknya bermacam-macam. Ada yang manual, ada yang digital. Ada yang dipakai di lengan, ada yang dipakai di pergelangan tangan. Ada yang tingkat keakuratannya tinggi, ada yang tingkat keakuratannya rendah. Ada yang harganya ratusan ribu, ada yang harganya jutaan.
            Kenapa tensimeter tidak boleh jauh-jauh dari saya? Karena saya mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Diduga hipertensi inilah yang menyebabkan kerusakan ginjal saya. Pertama kali diketahui saat saya periksa ke dokter sekitar bulan September 2007.
            Sejak kapan tensimeter tidak boleh jauh-jauh dari saya? Sejak saya menjalani hemodialisa rutin. Karena sejak itu tensi saya menjadi tidak stabil dan kadang sangat tinggi. Umumnya berada pada kisaran 150/90 mmHg – 210/110 mmHg.
            Tapi ada sebuah kejadian yang membuat saya semakin akrab dengan tensimeter dan semakin tidak bisa berpisah jauh dengannya. Macam pujaan hati aja dia itu,hehehe… Ceritanya begini…


            Pernah suatu waktu saya tidak mengukur tensi saya selama beberapa hari. Pada saat yang sama saya juga mengabaikan minum obat antihipertensi. Malam harinya tiba-tiba perasaan saya tidak enak. Tak lama kemudian saya batuk darah, lalu nafas sesak, dan jantung berdetak sangat cepat dan kencang. Rupanya tensi saya saat itu sangat tinggi. Saya perkirakan di atas 300mmHg karena saat diukur, tensimeter selalu menunjukkan hasil error. Padahal range pengukuran tensimeter saya adalah 1-299 mmHg. Saya ingat keluarga saya sangat panik waktu itu. Buru-buru saya dilarikan ke rumah sehat.
            Kejadian di malam itu membuat saya cukup trauma. Saya tidak ingin kejadian itu terulang lagi gara-gara keteledoran saya. Makanya setiap perasaan saya agak kurang enak, saya selalu berpikir mungkin tensi saya sedang tinggi. Dan buru-buru saya akan segera mengambil tensimeter dan mengukur tensi saya. Kalau benar tensi saya tinggi, itu tandanya saya harus segera minum tambahan obat antihipertensi. Kenapa saya bilang “tambahan”, karena sebenarnya saya sudah rutin minum obat antihipertensi setiap pagi dan sore. Tapi dosisnya akan saya tambah kalau tiba-tiba tensi saya melonjak naik.
            Ohya, tentang tensimeter itu sendiri, di rumah saya punya dua. Dua-duanya digital dan dioperasikan secara otomatis. Yang satu dipakai di lengan, dan satunya lagi dipakai di pergelangan tangan. Biasanya saya pakai bergantian. Cara pakainya sangat mudah. Tinggal direkatkan ke lengan atau pergelangan tangan lalu tekan tombol start. Hasil pengukuran langsung tampil di layar. Sangat gampang dan praktis sehingga saya bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
            Kenapa saya punya dua? Sebenarnya dulu saya cuma punya satu. Yang pertama saya punya adalah yang dipakai di lengan. Tensimeter yang itu dibelikan oleh seorang sahabat. Tapi karena makin sering ada tetangga yang juga datang memeriksakan tensinya di rumah, saya putuskan untuk membeli satu lagi yang baru. Tensimeter yang baru ini dipakainya di pergelangan tangan, seperti memakai jam. Ukurannya tentu saja lebih kecil dan simple.
            Untuk selanjutnya, tensimeter yang lama, yang dipakai di lengan, saya peruntukkan bagi tetangga atau siapa saja yang kebetulan ingin memeriksakan tensinya di rumah. Sedangkan tensimeter yang baru, yang dipakai di pergelangan, saya khususkan untuk diriku sendiri (hehehe…egois ya..). Soalnya agak rentan rusak kalau dipakai bergantian dengan banyak orang.
            Dari tensimeter itu, ada hal yang bisa saya syukuri. Saya bersyukur bahwa dengan tensimeter lama itu saya bisa sedikit berbagi dengan orang lain. Paling tidak dengan mengetahui berapa tensinya, mereka bisa mengatur pola makan sehat supaya tensinya bisa normal. Beberapa yang tensinya cukup tinggi, saya sarankan memeriksakan diri ke dokter.
            Terima kasih tensimeterku! Mudah-mudahan saja kondisimu selalu baik ya.. Supaya kalau saya butuh, kamu bisa memberikan hasil yang terbaik dan akurat. Kuharap kamu tidak bosan ya bila sering-sering saya mintai tolong mengukur tekanan darahku. Bagaimanapun hanya kamu yang bisa melakukan yang satu itu. Dokter saja tidak bisa lho... Terima kasih ya J

Selasa, 14 Juni 2011

INILAH PENJELASAN TEPAT TENTANG TUHAN!


Gajah yang sedang asyik berendam di telaga tiba-tiba dikagetkan oleh suara tikus yang berteriak-teriak memanggilnya.
Tikus    : Hei, Gajah! Cepat keluar dari telaga!
Gajah   : Ogah ahh!
Tikus    : Sekarang juga kamu harus keluar!
Gajah   : Lho, emangnya kenapa?
Tikus    : Aku akan beri tahu kamu hanya setelah kamu keluar dari air!
Gajah   : Peduli amat! Aku tidak akan keluar!
Tikus terus berteriak-teriak menyuruh Gajah keluar dari telaga. Akhirnya Sang Gajah mengalah juga.
Gajah   : Nah, katakan sekarang. Kenapa kamu ingin aku keluar dari telaga?
Tikus    : Aku ingin tahu, apakah kamu memakai celana renangku atau tidak!
Gajah   : ?????????.......

Komentar:
LEBIH MUDAH MENGENAKAN CELANA RENANG TIKUS KEPADA GAJAH DARIPADA MENJELASKAN TENTANG TUHAN DENGAN TEPAT


Sumber: Anthony de Mello, Kicauan Burung (alih bahasa Stefan Lovu), Penerbit HeartVoice, 2010

Senin, 13 Juni 2011

Bayang-bayang Kematian

“Aku ingin hidup seribu tahun lagi”, kata Chairil Anwar.
 Apa yang dikatakan Chairil Anwar tersebut bisa jadi adalah gambaran keinginan kebanyakan orang —kalau enggan mengatakan semua— yang mendambakan keabadian hidup di dunia ini. Umumnya manusia takut, atau setidaknya merasa enggan, untuk mati. Bahkan meskipun hidupnya di dunia lebih sering diwarna kesulitan daripada kegembiraan.
Mengapa manusia takut atau enggan mati? Ada beberapa alasan yang bisa diberikan. Bisa jadi ketakutan itu disebabkan oleh adanya misteri di balik kematian itu. Tidak ada yang tahu apa persisnya yang akan terjadi setelah seseorang mati. Atau bisa jadi ketakutan itu disebabkan oleh keengganan untuk berpisah dengan keluarga atau orang-orang yang ia kasihi. Atau bisa jadi ketakutan itu disebabkan oleh ketidakrelaan untuk meninggalkan kenikmatan dunia yang selama ini ia rasakan; mungkin jabatan, kekayaan, kehormatan, dsb. Atau bisa jadi pula keengganan itu disebabkan oleh belum tercapainya sesuatu yang dicita-citakan dalam hidup. Seseorang yang hidupnya selalu dirundung kesedihan, sangat merindukan datangnya saat-saat berbahagia di masa depan (seolah-olah) sebagai kompensasi bagi kesusahannya selama ini.
Katakutan atau keengganan untuk mati itu membuat manusia berusaha keras untuk menghindari atau sekadar menundanya. Ketika sakit, seseorang berusaha untuk berobat meskipun dengan biaya yang mahal. Ketika ada bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, seseorang akan berusaha mengelak atau melawan untuk mempertahankan diri. Semua itu dilakukan karena manusia menyadari bahwa sakit penyakit dan kecelakaan adalah jembatan terdekat menuju maut.

Jumat, 10 Juni 2011

Stres Dapat Membunuh Anda


Setiap hari kita menghadapi banyak hal yang menyebabkan kita merasa stress. Merasa stres berarti berada di bawah ketegangan. Kita mempelajari bahwa ketegangan mental dan fisik tersebut menyebabkan kerusakan besar pada kita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika ketegangan itu berakumulasi, seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jasmani, penderitaan mental emosional, dan kecelakaan. Berbagai bagian tubuh dipengaruhi langsung oleh stress: otak, kulit, rambut, paru-paru, jantung, sistem pencernaan, organ-organ reproduksi, ginjal dan otot.
Stress bisa disebabkan lingkungan, kepribadian, sikap mental, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Beberapa faktor tersebut di luar kendali kita. Namun kita dapat mengendalikan cara kita bereaksi terhadap pemicu stress dalam kehidupan kita. Kita harus mengakui bahwa kita terlalu berat membebani kemampuan kita untuk menangani stress, tetapi kita terus menumpuknya atau mengizinkan orang lain menumpuknya. Salah satu alasannya adalah penyangkalan. Kita tidak percaya begitu saja bahwa sesuatu yang buruk dapat terjadi kepada kita.
Beberapa aktivitas yang penuh stress mungkin menjadi prioritas kita yang lebih tinggi daripada kesehatan kita sendiri. Mungkin kita terdorong oleh kegembiraan, kesenangan, uang, kekuasaan, keglamoran, atau penerimaan sosial. Prioritas-prioritas tersebut bisa menciptakan stress yang hebat. Kita bisa sengaja memutuskan untuk tidak membereskan tindakan kita sampai suatu waktu “kelak di kemudian hari”. Sikap kita mungkin adalah “manfaatkan kesempatan selagi ada” atau “mari minum, dan bersuka ria”. Memang benar bahwa pada berbagai musim kehidupan, kita dimotivasi oleh dorongan yang berbeda-beda. Namun, sepanjang musim kita harus berfokus pada kesehatan dan keutuhan kita.

Selasa, 07 Juni 2011

Pengaruh Cinta Bagi Kesembuhan Fisik


Tidak diragukan lagi bahwa sesorang yang sedang jatuh cinta akan terlihat lebih ceria, lebih semangat,  dan suka mengumbar senyum. Hal ini menjadi bukti betapa cinta mampu mempengaruhi keadaan emosi atau psikis seseorang. Karena alasan cinta itu pula, seseorang bahkan bersedia melakukan apa saja.
Dalam penelitian selanjutnya ditemukan bahwa pengaruh cinta tak hanya menciptakan keadaan psikis yang baik, tetapi juga mampu menciptakan keadaan fisik yang baik.
Tim peneliti dari Division of Pain Management di Stanford University Medical Center, Amerika Serikat telah membuktikan bahwa perasaan cinta mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang terhadap rasa sakit. Mereka melakukan tes pada 15 mahasiswa dan mahasiswi yang baru jatuh cinta dan sangat bergairah.
Para mahasiswa diperlihatkan foto-foto pasangannya, sementara komputer pengontrol panas diletakan di telapak tangan, yang berfungsi memberikan rasa sakit dalam dosis ringan. Pada saat yang bersamaan, otak mereka dipindai dengan mesin pencitraan, functional magnetic resonance (FMRI).

Minggu, 05 Juni 2011

Kebaikan Hati Kuterima, Kebaikan Hati Kuteruskan


Di suatu siang dalam perjalanan ke RS, saya singgah di sebuah ATM untuk menarik uang. Ketika masuk, saya lihat ada seorang cewek sedang gelisah mondar-mandir di depan mesin ATM. Saya tidak terlalu peduli dan langsung melakukan transaksi di ATM sebelahnya. Tapi setelah transaksi  saya selesai, cewek itu menghampiri saya.
Dengan agak sungkan dan sedikit terbata-bata dia menjelaskan bahwa sebenarnya dia bermaksud menarik uang di ATM tapi ternyata sudah tidak bisa. Saldonya sekarang tinggal 95 ribu. Dia mau menarik 50 ribu. Padahal harus ada sisa saldo minimal 50 ribu. Saldonya kurang 5 ribu.
Lalu dia berpikir barangkali  bisa mentransfer dulu uang itu ke rekening saya lalu nanti ditarik lagi lewat kartu ATM saya. Saya pun tidak keberatan. Langsung saya coba melakukan transfer sebesar 50 ribu ke rekening saya. Ternyata tidak bisa. Muncul pemberitahuan di monitor bahwa harus ada sisa saldo minimal 50 ribu. Dia mulai terlihat kebingungan.
Saya lalu bertanya uang itu untuk apa. Kelihatannya penting sekali. Dia bilang untuk menyelesaikan tugas kampus. Dia bingung mau pinjam dari mana. Sedangkan tugas itu harus segera dikumpulkan.

Jumat, 03 Juni 2011

Gagal Ginjal dan Cuci Darah Bukan Akhir dari Segalanya

Gagal ginjal, hmm…mendengar namanya saja bisa membuat bulu kuduk merinding. Belum lagi bila seseorang divonis harus cuci darah. Membayangkannya saja sudah ngeri, apalagi harus menjalaninya. Dan lebih seram lagi bila kata “cuci darah” itu masih diikuti dua kata yang tidak kalah menakutkan, yakni “seumur hidup”. Ya cuci darah seumur hidup.
Tapi tunggu dulu! Jangan panik!
Gagal ginjal dan vonis cuci darahnya sebenarnya tidak selalu se-seram yang masyarakat awam pahami. Umumnya ketakutan tersebut dilatari kurangnya pengetahuan atau informasi tentang gagal ginjal dan cuci darah. Mungkin masyarakat hanya tahu bahwa seseorang yang cuci darah, hidupnya tidak akan lama lagi. Atau mungkin mereka hanya berpikir betapa menyakitkannya proses cuci darah itu. Karena alasan itu, banyak orang menolak menjalani cuci darah sehingga kondisinya makin memburuk.
Cobalah berkunjung langsung ke ruang cuci darah. Di sana Anda akan menemukan bahwa banyak pasien yang menjalani cuci darah dengan santai. Mereka bisa duduk, bisa makan, bisa ngobrol, bisa bercanda dan bisa tertawa bersama. Mereka tak selalu merepotkan. Sebagian pasien datang sendiri, tidak ditemani keluarga, dan setelah selesai pulang sendiri ke rumah.

Kamis, 02 Juni 2011

Mengatasi Diare atau Berak-berak

(Resep Professor Sama Dengan Resep Tetangga)

Pengalaman saya berikut ini mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi Anda yang sedang mengalami diare alias berak-berak alias mencret-mencret. (Ih..kedengarannya jorok ya?hehehe.. Tapi kayaknya itulah istilah yang paling ‘mewakili’ ).
Bulan lalu saya benar-benar dibuat kerepotan oleh yang namanya berak-berak itu. Bagaimana tidak, saya harus bolak-balik masuk kamar mandi. Dalam sehari bisa lebih dari sepuluh kali.  Mana kamar mandinya jauh di belakang rumah lagi.. Belum 5 menit keluar, eh pengen masuk lagi. Uh bener-bener merepotkan.
Tak hanya itu. Lama-lama badan juga mulai lemas. Mungkin karena banyak cairan tubuh yang keluar. Untuk menghindari dehidrasi saya  coba minum banyak air putih. Saya membatasi minum larutan garam-gula (oralit) karena mengingat saya ini pasien HD yang harus membatasi asupan natrium. Saya hanya minum beberapa bungkus.
Sedangkan untuk mengatasi diarenya sendiri, berbagai obat sudah saya coba. Pertama saya minum Neo Enterostop, lalu Diapet, lalu New Detabs. Semuanya gagal. Selanjutnya cari info lewat internet. Dari situ saya dapat info kalau Yakult mujarab untuk mengatasi diare. Maka saya minta tolong ponakan saya untuk membelikan Yakult di warung. Sudah minum 8 botol tapi belum juga ada tanda-tanda menggembirakan.

Rabu, 01 Juni 2011

Kekuatan Pikiran: Sisi Lain Dalam Proses Penyembuhan

Sumber: disalin dari buku The Secret, tulisan Rhonda Byrne, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008

Jalan menuju kesehatan yang sempurna, tubuh yang sempurna dan kemudaan yang abadi adalah pikiran. Anda dapat mewujudkannya melalui pikiran kesempurnaan yang konsisten.
Penyakit tidak dapat hidup di dalam tubuh yang memiliki keadaan emosi yang sehat. Tubuh Anda melepaskan jutaan sel setiap detik, pada saat yang sama ia juga menciptakan jutaan sel baru.
Sebenarnya, bagian-bagian tubuh kita digantikan setiap hari. Beberapa bagian membutuhkan beberapa bulan, bagian lainnya membutuhkan dua tahun. Tetapi dalam beberapa tahun, kita semua memiliki tubuh fisik yang baru.
Jika seluruh tubuh digantikan dalam beberapa tahun, seperti yang telah dibuktikan ilmu pengetahuan, lalu bagaimana degenerasi atau penyakit tinggal di tubuh kita selama bertahun-tahun? Penyakit hanya bisa ditahan di dalam tubuh oleh pikiran, oleh pengamatan penyakit, dan oleh perhatian yang diberikan kepada penyakit.
Jika Anda mempunyai suatu penyakit, dan Anda berfokus padanya, membicarakannya dengan orang lain, Anda akan menciptakan lebih banyak sel yang sakit. Lihatlah diri Anda hidup dalam tubuh yang berkesehatan sempurna. Biarkan dokter yang mengurus penyakit.