Saya semakin yakin bahwa kematian seseorang adalah semata-mata misteri Tuhan. Tak ada yang dapat memastikan kapan, dimana dan bagaimana hal itu terjadi.
Hal itulah yang dialami oleh tetangga saya hari ini. Pagi hari dia berangkat kerja dalam kondisi sehat dan segar. Tapi siapa sangka, sore harinya dia pulang ke rumah dalam keadaan sebagai mayat. Dia meninggal setelah terjatuh dari gedung dimana dia bekerja.
Kematian memang menjadi topik yang menakutkan bahkan mengerikan bagi kebanyakan orang. Membicarakannya saja orang enggan.
Jujur, saya pun sering takut dengan bayang-bayang kematian. Apalagi dengan penyakit yang saya alami saat ini, rasanya pintu kubur semakin dekat saja.
Tapi kemudian saya merenung. Adakah gunanya saya mengkhawatirkan kematian itu? Toh dipikirkan atau tidak dipikirkan, maut itu pasti datang. Dan apa gunanya menerka-nerka saatnya kapan? Dokter saja tidak dapat memastikan berapa umur seseorang.
Dari beberapa buku yang saya baca, saya mulai menyadari bahwa ketakutan, kekhawatiran, atau kesedihan justru akan memperburuk kondisi saya. Sebaliknya saya mulai mengerti bahwa keikhlasan, rasa syukur, cinta kasih, dan doa yang sungguh-sungguh akan berdampak positif bagi kondisi fisik, psikis, dan rohani saya.
Maka daripada saya larut dalam perasaan sedih dan ketakutan pada bayang-bayang kematian, saya berusaha meyakinkan diri saya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa pasti ada hal indah di balik sakit ini. Bahwa selalu ada hal-hal positif yang pantas disyukuri.
Dan yang terpenting saya meyakinkan diri saya bahwa di dalam Tuhan, segala yang baik pasti terjadi. Karenanya, saya tidak boleh kehilangan pengharapan. Saya tidak boleh putus asa. Sebaliknya saya harus meyakini bahwa mujizat Tuhan mampu memulihkan kesehatan saya. Saya harus semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar