Senin, 13 Februari 2012

Menikah di Usia 25

Menikah di usia 25 tahun pernah menjadi obsesi pribadiku. Meskipun sebenarnya aku tidak punya alasan yang logis mengapa aku ingin menikah pada usia itu. Satu-satunya alasan yang bisa aku katakan adalah karena aku suka angka 25. Mungkin karena aku lahir pada tanggal tersebut.
Obsesi itu sebenarnya obsesi yang sedikit muluk atau berlebihan. Bagaimana tidak, hingga tamat kuliah aku belum pernah menjalin hubungan serius dengan seorang cewek. Tepatnya aku belum pernah pacaran. Meskipun aku pernah beberapa kali dekat dengan seorang cewek, tapi kedekatan itu ujung-ujungnya hanya berakhir dengan status teman. Jujur aku memang pemalu dan kurang pandai bergaul. Mungkin itu sebabnya aku selalu kesulitan untuk menyatakan cinta pada cewek yang aku taksir. Padahal mungkin saja kan cewek itu sebenarnya juga suka sama aku. Hahaha, kepedean :P
Tapi ya begitulah. Meskipun belum punya pacar, tetap saja aku pengen nikah di usia 25. Entah kenapa aku tak pernah khawatir soal jodoh. Mungkin karena aku yakin kalau jodoh itu berada di tangan Sang Pencipta. Dan aku juga yakin bakal bisa dapat jodoh sebelum menginjak usia 25. Hahaha..pede banget ya.. Tak hanya itu, dalam hati aku sudah membuat perencanaan menuju ke sana.
Rencananya aku lulus kuliah pada usia 22. Lalu setidaknya pada usia 23, aku sudah punya pekerjaan tetap. Dengan begitu, aku punya waktu sekitar 2 tahun untuk bekerja. Hasil kerja itu nantinya akan aku bagi tiga. Sebagian untuk biaya hidup sehari-hari, sebagian untuk bapak dan ibu, dan sebagian lagi aku tabung. Aku berharap dengan menabung sedikit-sedikit, kelak aku sudah ada modal menuju pelaminan. Singkat cerita, pada usia 25 aku sudah siap menikah.
******
Kini usiaku sudah 26. Lebih malah. Tapi jangankan menikah, tanda-tanda menuju ke sana saja, tidak jelas. Aku sadar, obsesi menikah di usia 25 hanya tinggal mimpi. Tapi tak apalah. Mimpi itu tak harus disesali. Bukankah aku percaya bahwa jodoh itu berada di tangan Sang Pencipta? Ya mungkin ini belum saat yang tepat bagiku. Tuhan pasti sudah mempersiapkan saat lain yang lebih tepat.
Saat ini Tuhan sedang mempercayakan aku mengemban penyakit ginjal kronik ini. Walau terasa berat, aku ikhlaskan diri menerimanya. Aku yakin Tuhan sedang menempah aku menjadi pribadi yang kuat, pribadi yang murni. Aku yakin Dia sendirilah yang akan menolong aku melaluinya. Semoga aku berhasil melalui ujian ini.
Dan setelah semuanya aku lalui dengan baik, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih itu, segera menganugerahi aku pemulihan dan segera mempertemukan aku dengan kesehatan yang sudah lama aku rindukan. Dan semoga setelah sembuh, Dia pun mempertemukan aku dengan rezeki dan jodoh yang baik. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar