Jumat, 20 Mei 2011

Sisemba': Tradisi Adu Tendang Khas Toraja yang Terancam Punah


Sumber:
http://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1293624902/sisemba

Sisemba’ atau To Sisemba’ adalah salah satu atraksi budaya yang cukup menarik di Toraja, Sulawesi Selatan. Ini merupakan atraksi adu tendang kaki yang dilakukan oleh kaum pria. Atrakasi sisemba’ biasanya dilaksanakan dalam upacara Rambu Solo’ (kematian). Sebelum acara dimulai, biasanya warga dibagi ke dalam dua kelompok. Selanjutnya kedua kelompok ini saling berhadap-hadapan, dan entah siapa yang memulai keduanya  pun saling menerjang dengan tendangan.
Untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar, umumnya mereka tampil berpasangan. Dua orang berpegangan tangan, lalu secara bergantian menerjang lawan dengan tendangan. Teriakan-teriakan khas Toraja dari para peserta  serta sorak-sorai dari para penonton membuat adu tendang ini  semakin seru dan ramai. Bahkan kadang tak lagi jelas mana kawan dan mana lawan. Yang penting ada “korban” yang bisa dikasih tendangan.


Meskipun sisemba’ dianggap warga sebagai sebuah permainan saja, tetapi aksi mereka sungguh tidak main-main. Dengan penuh semangat mereka mengerahkan kekuatan untuk bisa melumpuhkan lawan. Syaratnya, hanya boleh menggunakan kaki. Dan meskipun atraksi ini terlihat keras dan menyakitkan, tapi tak seorang pun boleh menuntut atau mengajukan keberatan.  Bukan berarti diperbolehkan melukai atau mencelakakan lawan. Dalam kenyataannya, masyarakat punya kearifan lokal  sendiri untuk mengendalikan diri dan mengontrol tendangannya agar tidak membahayakan keselamatan pihak lawan.
Sisemba’ merupakan atraksi budaya yang khas dan asli Toraja. Karenanya atraksi budaya seperti ini sangat potensial untuk menarik minat wisatawan lokal maupun internasional. Namun sayang,  salah satu warisan budaya yang begitu berharga ini semakin tak populer, bahkan bagi warga lokal sendiri. Sisemba’ kini sangat jarang kita temukan di Toraja. Mungkin ini pertanda bahwa budaya Toraja mulai tergerus oleh pengaruh budaya luar. Atau bisa jadi warga Toraja tidak menyadari betapa potensialnya atraksi Sisemba’ untuk dijual kepada wisatawan. Atau jangan-jangan mereka tak bangga lagi dengan budaya mereka sendiri sehingga membiarkannya lenyap ditelan zaman.
Peran pemerintah untuk menghidupkan dan melestarikan budaya lokal dalam rangka meningkatkan mutu pariwisata menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Jika tidak, warisan budaya kita seperti  To Sisemba’ benar-benar akan hilang. Semoga tidak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar