Minggu, 05 Juni 2011

Kebaikan Hati Kuterima, Kebaikan Hati Kuteruskan


Di suatu siang dalam perjalanan ke RS, saya singgah di sebuah ATM untuk menarik uang. Ketika masuk, saya lihat ada seorang cewek sedang gelisah mondar-mandir di depan mesin ATM. Saya tidak terlalu peduli dan langsung melakukan transaksi di ATM sebelahnya. Tapi setelah transaksi  saya selesai, cewek itu menghampiri saya.
Dengan agak sungkan dan sedikit terbata-bata dia menjelaskan bahwa sebenarnya dia bermaksud menarik uang di ATM tapi ternyata sudah tidak bisa. Saldonya sekarang tinggal 95 ribu. Dia mau menarik 50 ribu. Padahal harus ada sisa saldo minimal 50 ribu. Saldonya kurang 5 ribu.
Lalu dia berpikir barangkali  bisa mentransfer dulu uang itu ke rekening saya lalu nanti ditarik lagi lewat kartu ATM saya. Saya pun tidak keberatan. Langsung saya coba melakukan transfer sebesar 50 ribu ke rekening saya. Ternyata tidak bisa. Muncul pemberitahuan di monitor bahwa harus ada sisa saldo minimal 50 ribu. Dia mulai terlihat kebingungan.
Saya lalu bertanya uang itu untuk apa. Kelihatannya penting sekali. Dia bilang untuk menyelesaikan tugas kampus. Dia bingung mau pinjam dari mana. Sedangkan tugas itu harus segera dikumpulkan.
Saya tanya lagi dia butuh berapa. Dia bilang 50 ribu. Maka segera saya ambil satu lembar uang 50 ribu dari uang yang tadi saya tarik, lalu menggenggamkan ke tangannya. “Dek, kebetulan saya ada sedikit uang. Tolong ini diterima ya. Mudah-mudahan bisa membantu”. Dia sempat menolak. Tapi setelah saya desak, dan bilang saya ikhlas, akhirnya dia bersedia menerima.
Saya lihat matanya berkaca-kaca. Mungkin senang sekaligus terharu. Berkali-kali dia minta maaf dan berterima kasih. Saya hanya tersenyum lalu menyalaminya. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan.
----------------------
Sebenarnya waktu itu saya sedang buru-buru ke RS tapi pertemuan dengan cewek itu membuat hati saya tersentuh sehingga mau berhenti lebih lama. Pikiran saya sejenak terbawa pada kenangan semasa kuliah dulu.
Ketika itu, dengan keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan, saya beranikan diri kuliah ke Jawa. Selama di sana, sering sekali saya kehabisan uang. Bahkan seratus rupiah pun kadang tak ada. Terpikir bagaimana harus makan dan belanja kebutuhan sehari-hari. Belum lagi kalau ada tugas kampus yang harus dicetak di rental komputer. Saya bingung mau bagaimana.
Tapi beruntunglah saya punya banyak teman yang baik hati. Saking ‘baik hati’nya ada teman yang mau makan nasi-tempe dengan saya. Waktu itu kirimannya juga belum datang. Uang yang ada kini tinggal lima ribu rupiah. Sedangkan saya bermaksud mau meminjam uangnya. Saya bilang belum makan malam. Dan rupanya dia juga belum makan. Maka uang lima ribu itu kami pakai berdua untuk makan nasi-tempe dua porsi. Cukup kenyang.
Begitulah! Setiap kali saya kehabisan uang, selalu saja ada teman yang mau memberi, bahkan ketika dia sendiri sedang kekurangan uang. Jika teman yang satu kebutulan tidak punya uang, saya pinjam ke teman yang lain. Kadang saya tidak sungkan lagi. Mungkin karena sudah keseringan, hehehe…..
----------------------
Pengalaman semasa kuliah itu masih terbayang jelas hingga saat ini. Mudah-mudahan Tuhan menolong saya, agar tak pernah melupakan kebaikan hati mereka. Dari mereka saya belajar arti kesetiakawanan, arti memberi dan menerima, arti keikhlasan, dan arti kekurangan. Betapa indahnya dunia seandainya setiap orang mau berbagi dengan ikhlas seperti mereka.
Tersentuh oleh kebaikan hati banyak orang kepada saya, terutama dalam masa-masa sulit, mendorong saya untuk belajar melakukan kebaikan hati yang sama. Pertemuan saya dengan ‘orang-orang susah’ seakan-akan adalah pertemuan saya dengan diri saya sendiri.
Begitu juga dengan pertemuan saya dengan seorang cewek di ATM tadi. Pertemuan itu mempertemukan saya dengan diri saya sendiri yang sedang kekurangan uang, sekian tahun yang lalu.  Saya ini juga orang susah, tapi karena kebaikan hati orang-orang di sekitar saya, kesusahan saya tidak lagi terasa. Semoga saya juga mampu membagikan kebaikan hati yang sama pada lingkungan dan orang-orang di sekitar saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar