Sekarang ruangan HD terasa panas. AC yang baru digunakan dua bulan itu tak lagi berfungsi karena rusak. Mestinya segera diperbaiki. Tapi sayangnya, tiga bulan berlalu sejak kerusakan itu, belum juga ada perbaikan. Padahal pasien yang menjalani HD sangat membutuhkan alat pendingin tersebut. Dugaan saya, AC itu hanya mengalami kerusakan kecil mengingat AC itu adalah AC baru. Tetapi karena tidak ada perhatian sama sekali dari pihak RS, akhirnya dia dibiarkan begitu saja.
Hal yang sama terjadi pada wastafel. Wastfafel itu jatuh dan pecah gara-gara dijadikan tempat pegangan ketika si cleaning service jatuh terpeleset di lantai yang basah dan licin. Hingga sekarang belum ada tanda-tanda kalau wastafel itu akan diganti.
Lain lagi dengan pintu.
Ketika dipasang pintu itu dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri bila dibuka. Tapi baru beberapa bulan berselang alat itu pun rusak. Bukannya diperbaiki atau diganti, alat itu malah dilepas sama sekali. Akibatnya lalat akan langsung berebut masuk bila pintu itu lupa ditutup kembali. Betapa mengganggunya lalat-lalat itu.
Tidak adanya perhatian dari pihak RS menyebabkan fasilitas yang sebenarnya masih bisa difungsikan itu dibiarkan rusak dan terbengkalai. Padahal jika pihak RS berkehendak baik, alat-alat itu bisa memberi manfaat yang lebih besar daripada biaya perbaikannya. Tentulah manfaat itu akan lebih banyak dirasakan secara langsung oleh pasien di ruang HD itu. Tetapi tidakkah itu merupakan bagian dari pelayanan yang sewajarnya diberikan oleh pihak RS?
Ada isu yang beredar bahwa pimpinan di RS ini memang pelit dalam urusan dana. Saya pikir mungkin ada benarnya juga. Ketika saya mencoba menelusuri jejak seputar RS ini, saya menemukan bahwa RS ini memang sering berurusan dengan aparat hukum terkait dugaan penyalahgunaan anggaran. Jika dugaan ini benar, maka bisa dipahami mengapa fasilitas yang rusak sangat sulit diperbaiki. Karena pihak RS hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar