Selasa, 30 November 2010

Teladan Hidup Si Nenek Tua


Hati saya tersentuh saat menonton acara Kick Andy di Metro TV yang ketika itu mengangkat topik tentang perjuangan hidup nenek-nenek tua. Di tengah usia yang kian renta, mereka berjuang mencukupi sendiri kebutuhan hidupnya. Mereka berusaha untuk hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan juga tidak ingin merepotkan orang lain, bahkan keluarga sendiri.
Para nenek tua yang kurang beruntung itu ada yang menjadi pemecah batu kali, ada yang bekerja menguliti kacang, ada yang jadi buruh di tempat pembuatan genteng, ada yang jadi pembuat sekaligus penjual mainan anak-anak, dan ada yang menjual pecel. Intinya aneka pekerjaan dilakukan untuk sedapat mungkin mencukupi makan-minum sehari-hari.
***********
Setidaknya ada satu pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah hidup mereka yaitu bahwa  dalam segala keterbatasan bahkan kekurangan mereka, mereka tetap mampu hidup sebagai manusia yang mulia dan terhormat. Mereka hidup tidak semata-mata karena belas kasih orang lain tetapi karena kerja keras mereka sendiri. Mereka hidup tidak dengan menghalalkan segala cara tetapi berjuang atas nama kejujuran.

Ironis bahwa banyak orang yang masih muda, yang masih kuat, yang masih energik sering tidak memiliki semangat juang seperti nenek-nenek tua itu. Mereka lebih suka menempuh jalan pintas untuk mencapai keinginannya, yang sayangnya jalan pintas itu mungkin melanggar norma-norma kehidupan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada saja orang yang secara fisik sehat walafiat tetapi memilih cara hidup yang tidak terhormat. Aneka kejahatan seperti pencurian, perampokan, penipuan, penjambretan dan copet setiap hari mengisi pemberitaan media. Media bahkan menyediakan ruang dan waktu khusus untuk mengulas masalah kriminal seperti ini.
Dalam skala nasional kita tidak asing lagi dengan pemberitaan mengenai korupsi. Pelakunya adalah orang-orang yang berpenampilan rapi rupawan, berpenghasilan mapan, memiliki ini dan memiliki itu, tapi toh tetap saja menilap uang negara masuk ke kas pribadinya. Mereka dapat saja berkelit bahwa semua itu gara-gara lingkaran setan perilaku korup yang telanjur melingkupi mereka. Tetapi lebih jauh dari itu, mereka sebenarnya mengalami kemerosotan moral dan kualitas kemanusiaan yang sangat rendah. Mereka tak mampu mengendalikan diri, karena telah dikuasai oleh nafsu harta kekayaan.
Kisah hidup para nenek tua di atas, mengajarkan bagaimana menjalani hidup ini dengan penuh semangat juang dan optimisme. Mereka lebih memilih memeras keringat daripada harus meminta belas kasih orang lain. Mereka memilih bekerja keras dan hidup mandiri daripada harus hidup parasit dan bergantung pada orang lain. Mereka tak mau menyerah pada kerasnya tantangan hidup. Ibarat pejuang kemerdekaan, mereka sungguh berjuang hingga titik darah penghabisan.
Kita salut dengan sikap hidup seperti itu. Sikap hidup yang patut kita teladani. Sikap hidup yang harus ditiru oleh setiap kita yang mudah pesimis dan putus asa. Bahwa mengeluh dan menyerah pada keadaan yang kurang menggembirakan, justru akan membuat keadaan makin buruk. Maka, berani melihat masalah dan menghadapinya adalah solusi terbaik yang dapat kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar