Senin, 22 November 2010

Pelajaran Dalam Keadaan Sakit

            Segala  kesulitan hidup, seperti sakit fisik yang kita alami mestinya tidak serta-merta dipahami sebagai bentuk hukuman Tuhan. Keadaan sakit terjadi tentulah sudah didahului agenda kebaikan bagi diri kita. Orang beriman meyakini bahwa rancangan Tuhan pastilah indah pada waktunya.
            Keadaan sakit memang menimbulkan rasa derita bagi orang yang mengalaminya. Tetapi derita bukanlah tujuan, melainkan hanya sebagai sarana pe-mulia-an manusia. Ibarat logam mulia, manusia pun melewati api pe-mulia-an yang panas dan terasa menyiksa demi menghasilkan manusia yang utuh dan berkualitas.
            Dengan memahami serta meyakini rencana indah Tuhan di balik derita yang kita alami, kita akan sabar dan ikhlas menjalani hidup ini. Mungkin ini akan terasa berat, tapi keyakinan akan rencana Tuhan membuat kita berani memikul seberat apa pun beban itu. Jauh sebelum tantangan itu diberikan, pastilah Tuhan telah menakar kemampuan kita. Kalau pun kita terpaksa jatuh karena tak lagi kuat, pastilah Tuhan segera mengangkat kita.
            Melalui keadaan sakit kita bisa belajar banyak hal. Kita lalu memahami betapa lemah dan terbatasnya kita sebagai manusia. Sekuat dan sehebat apa pun kita, tetap saja tidak semua hal bisa kita lakukan. Mungkin ada saatnya kita jatuh dan jadi tak berdaya. Kita membutuhkan pertolongan orang lain. Maka segera kita akan mengerti arti kebersamaan, arti kekeluargaan, arti perhatian, arti belas kasih.


            Melalui keadaan sakit pula, kita berkesempatan untuk belajar lebih dekat dengan Sang Pencipta. Ketika segala daya upaya kita terasa nihil, kepada siapakah kita mengadu? Tidak ada lain kecuali kepada Tuhan, Sang Pencipta. Kita segera tersadar bahwa hanya Dia yang mampu menolong ketika jalan buntu membentang di hadapan kita. Kesadaran akan pertolongan Tuhan ini mungkin tak pernah kita pikirkan sebelumnya. Kita masih mengandalkan segala kemampuan dan usaha kita. Kita cenderung menampilkan diri sebagai seorang terpelajar yang mengunggulkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ujung-ujungnya ketika semua itu gagal, kepada Dia jualah kita kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar